Tribun Kaltim/Geafry Necolsen
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB
- Para peserta ujian nasional (UN) tingkat SMA dan sederajat merasa
khawatir dengan pelaksanaan UN tahun ini. Khususnya mereka yang
menggunakan lembar jawaban kerja (LJK) fotokopi, para siswa mendengar
kabar LJK akan dipindah oleh tim independen ke LJK yang asli.
Mereka khawatir jika LJK di lembar fotokopi tidak terbaca di scanner. Jika hal itu terjadi, maka LJK dari lembar fotokopi terpaksa harus dipindah ke lembar LJK yang asli dengan cara manual. Artinya, akan ada pihak lain yang memindahkan lembar jawaban itu.
“Bagaimana ya? Saya juga merasa khawatir kalau caranya seperti itu, kita mengisi bulatan (LJK) belum tentu rapi, kadang kurang tebal, kadang ketebalan atau malah keluar dari lingkaran. Apalagi LJK diisi orang lain,” kata Rismiati, siswi SMK Negeri 1 (SMKN I) Tanjung Redeb, yang mengaku mendapat naskah dan LJK fotokopian, Jumat (19/4).
Kekhawatiran yang sama juga dilontarkan oleh Windy, yang juga siswa SMKN 1. “Kalau begitu caranya mengkhawatirkan juga, soalnya kalau LJK diisi oleh orang lain belum tentu hasil (pengisian) bagus. Kalau kesalahan kita sendiri mungkin tidak masalah tapi kalau kesalahan orang lain bagaimana?” ujarnya heran.
Meski demikian, para peserta UN yang ditemui Tribunnews Network seusai mengikuti UN mata pelajaran matematika itu, mengaku pasrah dengan mekanisme UN yang dinilai amburadul.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 1, Fathonah saat dikonfirmasi tentang hal itu enggan berkomentar. “Saya sibuk sekali, kalau ada yang ditanyakan mengenai Ujian Nasional, silakan ditanyakan kepada Dinas Pendidikan. Saya tidak mau komentar,” ujarnya singkat.
Hal yang sama juga dilontarkan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 (Smasa) Tanjung Redeb, Widi Mulyono, mengaku tidak bisa berkomentar banyak. “Itu kebijakan dari provinsi, kita (pihak sekolah) hanya menyelenggarakan ujian saja,” kata Widi Mulyono.
Widi mengaku mendapat informasi, jika LJK fotokopi tidak terbaca oleh scanner, maka akan dipindahkan secara manual. “Yang memindahkan itu orang-orang Unmul (Universitas Mulawarman),” paparnya.
Para
peserta Ujian Nasional (UN) di SMK Negeri 1 Tanjung Redeb seusai
mengikuti UN di hari pertama. Peserta UN yang mendapat Lembar Jawaban
Kerja (LJK) fotokopian tidak terbaca scanner. Jika tidak terbaca, maka
pihak lain yang akan memindahkan jawaban ke LJK asli.
Mereka khawatir jika LJK di lembar fotokopi tidak terbaca di scanner. Jika hal itu terjadi, maka LJK dari lembar fotokopi terpaksa harus dipindah ke lembar LJK yang asli dengan cara manual. Artinya, akan ada pihak lain yang memindahkan lembar jawaban itu.
“Bagaimana ya? Saya juga merasa khawatir kalau caranya seperti itu, kita mengisi bulatan (LJK) belum tentu rapi, kadang kurang tebal, kadang ketebalan atau malah keluar dari lingkaran. Apalagi LJK diisi orang lain,” kata Rismiati, siswi SMK Negeri 1 (SMKN I) Tanjung Redeb, yang mengaku mendapat naskah dan LJK fotokopian, Jumat (19/4).
Kekhawatiran yang sama juga dilontarkan oleh Windy, yang juga siswa SMKN 1. “Kalau begitu caranya mengkhawatirkan juga, soalnya kalau LJK diisi oleh orang lain belum tentu hasil (pengisian) bagus. Kalau kesalahan kita sendiri mungkin tidak masalah tapi kalau kesalahan orang lain bagaimana?” ujarnya heran.
Meski demikian, para peserta UN yang ditemui Tribunnews Network seusai mengikuti UN mata pelajaran matematika itu, mengaku pasrah dengan mekanisme UN yang dinilai amburadul.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 1, Fathonah saat dikonfirmasi tentang hal itu enggan berkomentar. “Saya sibuk sekali, kalau ada yang ditanyakan mengenai Ujian Nasional, silakan ditanyakan kepada Dinas Pendidikan. Saya tidak mau komentar,” ujarnya singkat.
Hal yang sama juga dilontarkan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 (Smasa) Tanjung Redeb, Widi Mulyono, mengaku tidak bisa berkomentar banyak. “Itu kebijakan dari provinsi, kita (pihak sekolah) hanya menyelenggarakan ujian saja,” kata Widi Mulyono.
Widi mengaku mendapat informasi, jika LJK fotokopi tidak terbaca oleh scanner, maka akan dipindahkan secara manual. “Yang memindahkan itu orang-orang Unmul (Universitas Mulawarman),” paparnya.



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !