Dilansir dari laman Washington Post, Selasa (28/5/2013), informasi ini pertama kali diketahui dari laporan yang disiapkan Dewan Sains Pertahanan milik Pentagon. Setidaknya ada dua lusin sistem senjata yang berhasil diakses, termasuk pertahanan misil dan armada tempur udara dan laut.
Para pengamat memberikan peringatan bahwa gangguan elektronik ini memberikan China akses terhadap teknologi tercanggih yang dimiliki AS. China bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuan militernya. Di sisi lain, akses ini juga bisa melemahkan pertahanan AS di masa depan.
Dewan Sains Pertahanan milik Pentagon, yang merupakan gabungan pakar pemerintah dan sipil, tidak menuduh China mencuri desain. Tapi sejumlah pejabat militer dan industri di AS yang tahu masalah ini mengatakan bahwa serangan cyber dianggap bagian dari aksi mata-mata China terhadap AS.
Bocoran ini juga memperlihatkan alasan pemerintah Obama yang semakin mengancam China agar tak lagi melakukan serangan cyber. Januari kemarin, sejumlah penasehat memberikan laporan kalau Pentagon tak siap untuk menghadapi konflik cyber tingkat tinggi.
Selain itu, Washington Post juga melansir bahwa sistem senjata yang diakses salah satunya adalah backbone dari pertahanan misil Pentagon di Asia, Eropa, dan Teluk Persia. Desain itu termasuk sistem misil Patriot tingkat lanjut, yang dikenal sebagai PAC-3.
Akses lain yang ditembus adalah sistem yang digunakan untuk menjatuhkan rudal balistik musuh, yang dikenal sebagai Terminal High Altitude Area Defence atau (THAAD), serta sistem pertahanan misil balistik Aegis milik Angkatan Laut AS.
Dalam laporan, diidentifikasi pula akses ke sejumlah armada tempur. Ini termasuk jet tempur F/A-18, V-22 Osprey, helikopter Black Hawk, serta Kapal Temur Littoral, yang merupakan armada baru milik AL AS untuk patroli di perairan dangkal.
Bahkan hacker juga mengakses sistem senjata termahal yang pernah dibangun AS, F-35 Joint Strike Fighter. Nilai dari proyek itu bernilai US$ 1,4 triliun.
AS dan China memang memiliki hubungan 'panas-dingin' dalam hal serangan di dunia maya. Saking seringnya serangan cyber dilakukan terhadap AS, Departemen Pertahanan AS atau Pentagon bahkan pernah menuduh militer dan pemerintah China di balik serangan yang dilakukan para hacker.
Tapi tentu saja pemerintah China terus menyangkal tuduhan ini. China membantah jadi 'otak' serangan cyber yang dilakukan hacker asal China terhadap perusahaan dan lembaga milik AS, bahkan mengajak AS untuk bekerja sama mengatasi hacker.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !