TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --
Pakar Psikologi Forensik Universitas Bina Nusantara, Reza Indragiri
Amriel meminta agar para facebooker tidak 'telanjang' dalam statusnya di
facebook. Telanjang dalam artian selalu menceritakan kejadian
sebenarnya di facebook bisa menjadi sasaran empuk para penjahat
Reza mengucapkan hal itu terkait kasus Desi Susilawati (20), Tenaga Kerja Wanita asal Indonesia yang kerja di Taiwan yang dikelabui pacar yang Ia kenal melalui facebook.
Sebelumnya, diberitakan, Desi tertipu oleh Iwan Adi Nugraha, lelaki yang Ia kenal melalui facebook lalu Ia pacari. Desi tertipu sebanyak Rp 26 juta, $ 1.800 dollar US, serta dua ponsel senilai Rp 3 juta.
Lebih lanjut, Reza mengatakan, pengguna facebook dengan nama akun perempuan tiga kali lebih besar peluangnya menjadi korban kejahatan.
Bertambah besar lagi, apabila perempuan itu memasukkan data maupun foto pribadi ke facebook termasuk update status yang berkesinambungan.
Menurut Reza, tiga hal itu memberikan celah bagi cybercriminal atau cyberstalker (penguntit maya,red) untuk melakukan kejahatan.
Sebab, kata Reza, biasanya dari status korban kerap menunjukkan sisi rapuhnya. Misalnya dari status yang berbunyi demikian 'Sepi amat nih kos2an'. Maka nantinya pelaku kejahatan bisa melakukan pendekatan setelah membaca status ini.
Belum lagi dari status seperti ini, 'Balik sekolah, capek. Mama blm pulang. Papa msh di kantor. FB-an, yuk!'. Status ini menunjukkan bahwa penulis status sedang sendirian di rumah. Bagi penjahat ini adalah saat yang tepat untuk beraksi.
Makanya, kata Reza, jangan pernah "telanjang" ketika berselancar di dunia maya. Maksudnya jangan pernah terlalu terbuka dengan identitas pribadi, serta keadaan dan menulis seluruh jadwal rutinitas sehari-hari. Sebab orang dapat dengan mudah menguntit dan melakukan tindak kejahatan.
Sementara itu, terkait mereka yang kerap mencari pasangan di Facebook, kata Reza, sebaiknya tetap melakukan pendekatan secara konvensional.
Maksudnya, calon pacar yang dikenal di facebook itu harus lebih dulu diajak bertemu. Setelah itu ditelisik lebih dalam siapa orang yang dikenal lewat facebook itu. Baru kemudian berpacaran.
Reza mengucapkan hal itu terkait kasus Desi Susilawati (20), Tenaga Kerja Wanita asal Indonesia yang kerja di Taiwan yang dikelabui pacar yang Ia kenal melalui facebook.
Sebelumnya, diberitakan, Desi tertipu oleh Iwan Adi Nugraha, lelaki yang Ia kenal melalui facebook lalu Ia pacari. Desi tertipu sebanyak Rp 26 juta, $ 1.800 dollar US, serta dua ponsel senilai Rp 3 juta.
Lebih lanjut, Reza mengatakan, pengguna facebook dengan nama akun perempuan tiga kali lebih besar peluangnya menjadi korban kejahatan.
Bertambah besar lagi, apabila perempuan itu memasukkan data maupun foto pribadi ke facebook termasuk update status yang berkesinambungan.
Menurut Reza, tiga hal itu memberikan celah bagi cybercriminal atau cyberstalker (penguntit maya,red) untuk melakukan kejahatan.
Sebab, kata Reza, biasanya dari status korban kerap menunjukkan sisi rapuhnya. Misalnya dari status yang berbunyi demikian 'Sepi amat nih kos2an'. Maka nantinya pelaku kejahatan bisa melakukan pendekatan setelah membaca status ini.
Belum lagi dari status seperti ini, 'Balik sekolah, capek. Mama blm pulang. Papa msh di kantor. FB-an, yuk!'. Status ini menunjukkan bahwa penulis status sedang sendirian di rumah. Bagi penjahat ini adalah saat yang tepat untuk beraksi.
Makanya, kata Reza, jangan pernah "telanjang" ketika berselancar di dunia maya. Maksudnya jangan pernah terlalu terbuka dengan identitas pribadi, serta keadaan dan menulis seluruh jadwal rutinitas sehari-hari. Sebab orang dapat dengan mudah menguntit dan melakukan tindak kejahatan.
Sementara itu, terkait mereka yang kerap mencari pasangan di Facebook, kata Reza, sebaiknya tetap melakukan pendekatan secara konvensional.
Maksudnya, calon pacar yang dikenal di facebook itu harus lebih dulu diajak bertemu. Setelah itu ditelisik lebih dalam siapa orang yang dikenal lewat facebook itu. Baru kemudian berpacaran.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !