ALAT UKUR LISTRIK
Tugas Mata Kuliah Alat Ukur
Oleh:
Sakiinatus
Sajadah (090210102009)
Sri
Kurniawati (090210102048)
Diah Putriani (100210102041)
Maulidyah Alawiyah
(100210102049)
Risqa Nurul Fadilah (100210102052)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
1.
Pengertian
Voltmeter adalah alat untuk
mengukur tegangan listrik. Alat ini sering atau Avometer.
Avometer adalah singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter.
Avometer adalah singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter.
Gambar: Voltmeter dan Multimeter
Voltmeter yang sering digunakan di laboratorium sekolah. Kemampuan pengukurannya terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang maksimumnya 5 V, 10 V dan 20 V dan seterusnya.
2. Kelebihan dan Kekurangan
— Kelebihan voltmeter : dapat mengukur
nilai tegangan secara langsung
— Kekurangan : tidak dapat digunakan untuk
mengukur komponen dari besaran listrik yang lain seperti arus dan hambatan
terkecuali dengan perhitungan
— Kelebihan analaog : melatih penerapan
rumus
— Kekurangan analog : kurang teliti
—
— Kelebihan digital : lebih teliti
— Kekurangan digital : mudah rusak
3. Prinsip Kerja Voltmeter
Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama
dengan Amperemeter karena desainnya juga terdiri dari galvanometer dan hambatan
seri atau multiplier.
Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan.
Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.
Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan.
Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.
Desain penyusunan galvanometer dengan hambatan multiplier menjadi
voltmeter dapat dilihat pada gambar berikut.
Fungsi dari multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer tidak melebihi kapasitas maksimumnya, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul pada multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.
Jika kemampuannya ingin ditingkatkan menjadi n kali maka dapat
ditentukan berapa besar hambatan multiplier yang diperlukan.
V = tegangan yang akan diukur
VG = Tegangan maksimum galvanometer
RG = Hambatan galvanometer
Rm = Hambatan multiplier
VG = Tegangan maksimum galvanometer
RG = Hambatan galvanometer
Rm = Hambatan multiplier
Contoh Soal:
Sebuah Galvanometer yang memiliki hambatan dalam 10 ohm dan tegangan maksimum 10 mV akan dipakai untuk mengukur tegangan hingga tegangan maksimumnya bisa 20 V. Berapa besar hambatan multiplier yang diperlukan ?
Sebuah Galvanometer yang memiliki hambatan dalam 10 ohm dan tegangan maksimum 10 mV akan dipakai untuk mengukur tegangan hingga tegangan maksimumnya bisa 20 V. Berapa besar hambatan multiplier yang diperlukan ?
Penyelesaian:
n = 10 : 0,01 = 1000
Rm = ( n – 1) . RG
= 999. 10
n = 10 : 0,01 = 1000
Rm = ( n – 1) . RG
= 999. 10
= 9990 ohm
4. Cara Penggunaan Voltmeter
Untuk mengukur tegangan kita harus menggunakan voltmeter yang
dipasang paralel terhadap komponen yang kita ukur beda potensialnya. Jadi tidak
perlu dilakukan pemutusan penghantar seperti pada amperemeter. Lihat animasi
berikut.
Pada rangkaian arus searah pemasangan kutub-kutub voltmeter harus sesuai. Kutub positip dengan potensial tinggi dan kutub negatip dengan potensial rendah. Biasanya ditandai dengan kabel yang berwarna hitam dan merah atau biru. Bila pemasangan terbalik akan terlihat penyimpangan yang arahnya ke kiri. Sedangkan pada rangkaian arus bolak balik tidak menjadi masalah.
Setelah voltmeter terpasang dengan
benar maka hasil pengukuran harus memperhatikan bagaimana menuliskan hasil
pengukuran yang benar
Tegangan yang terukur (V) adalah:
Tegangan yang terukur (V) adalah:
Contoh Soal:
Jika angka yang ditunjuk jarum = 2, dan kabel merah pada angka 2 V maka hasil pengukuran adalah
Jika angka yang ditunjuk jarum = 2, dan kabel merah pada angka 2 V maka hasil pengukuran adalah
OSILOSKOP
Osiloskop
adalah alat ukur besaran listrik yang dapat mematakan sinyal listrik. Alat ukur
ini sama dengan alat ukur untuk mendeteksi jantung orang namun alat ukur ini di
gunakan sebagai alat untuk pengukuran rangkaian elektronik seperti
radio,televisi,dan alat elektronika lainya. Pada osiloskop elektromagnetis
dalam pengukuranya di batasi hanya sampai 10 KHz dan untuk gejala tinggi di
pakai tabung sinar katoda untuk mendeteksi sinar cahaya elektron. Dengan adanya
elektron berpindah di antara elektron bergerak sinar cahaya elektron akan
bergerak dengan adanya tegangan pada elektroda penggerak. Osiloskop banyak di
gunakan untuk mengukur signal karena untuk memudahkan pengamatan-pengamatan
bentuk gelombang.
Manfaat Osiloskop
·
Mengukur
besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu
·
Mengukur
frekuensi sinyal yang berosilasi
·
Mengecek
jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik
·
Membredakan
arus AC dengan arus DC
·
Mengecek
noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu
Bagian – Bagian Osiloskop
Beberapa
tombol pengatur pada osiloskop
1.
Intensitas
: untuk mengatur kacarahan garis yang ditampilkan di layar
2.
Focus : untuk mengatur ketajaman gambar yang
terjadi pada layar
3.
Horizontal
dan Fertikal : untuk mengatur kedudukan gambar dalam arah horizontal dan
vertikal
4.
Trace
Rotation : mengatur garis kamiringan pada sumbu Y=0 pada layar
5.
Volt/div
: Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu
div di layar
6.
Time/div : Mengatur
berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
7.
Position
: Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal
masukannya nol)
8.
AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan
osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi
kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.
Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan
komponen DC-nya dikutsertakan
9.
Ground :
Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar
10. Channel ½ : Memilih saluran / kanal
yang digunakan
11. Sikronisasi : untuk mengatur supaya pada layar
diperoleh gambar yang tidak bergerak
12. Slope : untuk mengatur saat trigger dilakukan, yaitu
pada waktu sinyal naik(+) atau sinyal turun (-)\
13. Kopling : menunjukkan hubungan dengan sinyal searah
atau bolsk-balik
14. Trigger Exit atau Int
Exit : Trigger dikendalikan oleh rangkaian di luar
osiloskop
Int : Trigger
dikendalikan oleh rangkaian di dalam osiloskop
Cara Penggunaan Osiloskop
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang
bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal
satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihatsinyal keluaran.
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal
maka osiloskop perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam
pengukuran. Hal hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
1.
Memastikan alat yang
diukur dan osiloskop ditanahkan(digroundkan).Disamping untuk keamanan hal ini
juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau jala jala.
2.
Memastikan probe dalam
keadaan baik
3.
Kalibrasi tampilan bisa
dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
Mengukur Tegangan Searah dan Tegangan
Bolak-balik
- Kesalahan yang mungkin timbul dalam
pengukuran tegangan, disebabkan oleh kalibrasi osiloskop, pengaruh impendansi
input, kabel penghubung serta gangguan parasitik
- Untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan
oleh impedansi input, dapat
digunakan probe yang sesuai (dengan memperhitungkan maupun dengan
kalibrasi dari osiloskop)
- Besar tegangan sinyal dapat langsung dilihat
dari gambar pada layar dengan
mengetahui nilai volt/div yang digunakan
- Osiloskop mempunyai impedansi input yang
relative besar, jadi dalam mengukur rangkaian dengan impedansi rendah, maka
impedansi input osiloskop dapat dianggap oleh circuit (impedansi input
osiloskop CRC 5401,1 M ohm parallel dengan 30 pF).
AMPEREMETER
Amperemeter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kuat aruslistrik dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang secara seri
(berderet) dengan elemen listrik. Umumnya alat ini
dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut
avometer gabungan dari amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.Dalam
praktikumsumber listrik arus searah , amperemeter biasanya digunakan untuk
mengukur besarnya arusyang mengalir pada kawat penghantar.
Amperemeter terbagi
menjadi dua macam, yaitu amperemeter analog dan amperemeter digital. Prinsip
kerja amperemeter analog adalah sinyal listrik yang diubah ke dalam tegangan,
kemudian ditampilkan melaui penyimpangan jarum. Komponen amperemeter terdiri
dari elektromagnet dan jarum. Jika tegangan besar maka arus yang lewat kumparan
besar, sehingga jarumnya menyimpang besar. Jika tegangan kecil, maka
penyimpangan jarum juga kecil. Sedangkan prinsip kerja amperemeter digital
adalah sinyal listrik yang diubah ke dalam tegangan kemudian ditampilkan
melalui layar LCD.
Kelebihan amperemeter
analog adalah mudah dalam pembacaannya, dan kekurangan dari amperemeter analog
ini tidak bisa mengukur secara tepat. Sedangkan kelebihan amperemeter digital
adalah dapat mengukur secara tepat dan akurat, dan kekurangan dari amperemeter
digital ini adalah susah untuk memonitor kuat arus listrik yang tidak stabil.
Amperemeter
mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil, pemakaiannya harus dihubungkan
secara seri pada rangkaian yang diukur. Amperemeter yang digunakan untuk
mengukur kuat arus yang kecil (dalam skala miliampere) disebut miliampermeter.
Miliampermeter dapat juga digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang besar
(dalam skala ampere) dengan cara menambahkan hambatan cabang (shunt). Dengan
adanya hambatan cabang (shunt) itu, berarti miliamperemeter dapat mengukur kuat
arus listrik yang melebihi batas ukurnya.
Berikut gambar amperemeter analog dan digital:
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya
magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi
oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang
melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar, sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan
lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum
penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang
dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B.I. L.
Kemampuan amperemeter dapat ditingkatkan dengan
memasang hambatan shunt secara paralel terhadap amperemeter.Besar hambatan
shunt tergantung pada berapa kali kemampuannya akan ditingkatkan.Misalnya
mula-mula arus maksimumnya adalah I, akan ditingkatkan menjadi I’ = n.I, maka
besar hambatan shunt.
Rsh = Hambatan shunt
RG = Hambatan galvanometer mula-mula
Berikut gambar
bagian-bagian amperemeter:
Amperemeter juga terdiri dari beberapa bagian antara
lain :
- Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog)
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak
(moving coil) sehingga dapat bergerak berdasarkan peredaran arus yang masuk
dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai fungsi penunjuk besaran aus yang
terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran
yang diukur.
- Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter.
Selain itu probe juga digunakan untuk menentukan kutub positif amperemeter.
- Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan
skala pada anga nol (0) dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
- Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari
amperemeter.
- Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai
panduan untuk ketepatan pembacaan skala.
Cara menggunakan
amperemeter adalah jika kita akan mengukur arus yang melewati
penghantar dengan menggunakan Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan
cara memotong penghantar agar arus mengalir melewati amperemeter.Ampermeterdapat
dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk mendeteksi arus pada rangkaian baik arus yang
kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambahkan dengan hambatan shunt.Jika
kita memperkirakan dalam rentang miliampere, kita dapat menggunakan shunt yang tertera 100 mA atau 500 mA.
Perhatikan gambar di bawah ini:
Untuk
mengukur arus listrik menggunakan amperemeter, pertama memastikan
bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol (0) pada
skala (pada amperemeter analog). Maka
amperemeter harus dipasang seri dengan cara memotong penghantar agar arus
melewati amperemeter. Yaitu buka saklar S kemudian kita putus penghantar,
kemudian menyambungkan amperemeter ke penghantar yang telah terputus tersebut
dengan cara memasang kabel negative
(berwarna hitam) di ground amperemeter, dan kabel positif (berwarna merah) pada
probe amperemeter. Misal untuk mengukur kuat arus listrik pada
rangkaian dengan cara menghubungkan kutub positif rangkaian (misal: baterai)
dengan kutub positif amperemeter dan
kutub negatif amperemeter dengan kutub
negatif baterai.
Setelah amperemeter terpasang, kita dapat
mengetahui besar kuat arus yang mengalir melalui penghantar dengan membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan
posisi jarum penunjuk skala.Setelah dihubungkan dengan kabel negatif dan kabel
positif maka jarum amperemeter akan menunjukkan angka tertentu, maka jarum
penunjuk skala akan menunjukkan angka tertentu. Cara pengukuran yaitu:
Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan
rumus:
A = Amperemeter yang digunakan
Contoh pengukuran amperemeter:
Jika pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan
100. saat jarum amperemeter menunjukkan angka 50, dengan probe 5A maka:
berarti kuat arus yang mengalir hanya 2,5A.
Hal yang harus
diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah dengan memperhatikan
jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menunjuk pada skala yang
terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana
bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya
agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca. Namun berbeda dengan amperemeter
digital. Amperemeter digital akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang
tertera pada layar tanpa kita harus menghitungnya.
WATTMETER
Pengertian Wattmeter
Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata
yang pembacaannya dalam satuan Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya
listrik pada beban beban yang sedang
beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan denganbeberapa kondisi beban
seperti : beban dc, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase.
Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan
dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu : daya listrik
DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC dirumuskan sebagai :
P = V . I
dimana :
P = daya
(Watt)
V =
tegangan (Volt)
I =
arus (Amper)
Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu
phase dan daya untuk tiga phase, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada sistem satu phase:
P = V.I. cos f
dimana :
V =
tegangan kerja (Volt)
I = Arus yang
mengalir ke beban (Amper)
cos f = faktor
daya
Pada sistem tiga phase :
P = 3 V.I. cos f
dimana :
V =
tegangan phase netral (volt)
I =
arus yang mengalir kebeban (Amper)
cos f = faktor
daya
atau
P = v3 V.I. cos f
dimana:
V =
tegangan antar phase (Volt)
I =
arus yang mengalir ke beban (Amper)
cos f = faktor
d
Kontruksi Wattmeter
Gambar dibawah ini memperlihatkan konstruksi
Wattmeter.
Gambar 1:Konstruksi
wattmeter
Keterangan gambar:
I* = arus masuk
I =
arus keluar
L1 = phase R
L2 = phase S
L3 = phase T
3~ =
penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase
~ =
penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC
A = skala
arus
V = skala tegangan
Spesifikasi Alat
Spesifikasi teknik dan
karakteristik alat ukur wattmeter :
Tipe : 2041
Akurasi : ± 0.5% dari nilai skala
penuh
Ukuran dimensi : 180 x 260 x 140 mm
Berat : 2.8 Kg
Panjang skala : 135 mm
Skala : 120 bagian
Frekuensi : DC, 25 – 1000 Hz
Kapasitas Overload : Rangkaian tegangan
..... 50%
Rangkaian arus ............ 100%
Karakteristik :
Efek pemanasan diri : ± 0.15%
Perbedaan Pengukuran antara DC dan
AC : ± 0.1%
Efek temperature eksternal : ± 0.2%
/10° C
Efek medan maghnit eksternal : ±
0.65% /400 A/m
Respons Frekuensi : 45 – 65 Hz
....0.0%
50 – 1000 Hz ...0.1%
Efek faktor daya : ± 0.1%
Factor daya dari 1.0 sampai 0.5
Macam-macam
Wattmeter
Wattmeter analog terdiri dari 2 tipeyaitu wattmeter
tipeelektrodinamometer, wattmetertipe induksi.
Wattmeter eletrodinamik
Instrumen ini cukup familiar dalam desain dan
konstruksi elektro dinamometer tipe ammeter dan voltmeter analog. Kedua
koilnya dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam pengukuran power.
Koil yang tetap atau field coil dihubungkan secara seri dengan
rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan membawa arus
yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan non-induktif dihubungkan
secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi arus menuju nilai yang
kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional dengan tegangan maka
disebut pressure coil atau voltage coil
dari wattmeter.
Error pada wattmeter
1. Error pada akibat hubungan berbeda.
2.Error akibat induktansi kumparan tegangan.
3.Error akibat kapasistansi pada rangkain kumparan tegangan.
4.Error karena
medan liar.
5.Error karena arusEddy.
Wattmeter Induksi
Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip
kerja amperemeter danvoltmeter induksi. Perbedaan dengan wattmeter jenis
dinamometer adalah wattmeter induksi hanya dapat dipakai dengan suplai
listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis dinamometer dapat
dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik atau searah.Kelebihan dan
keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induksimempunyai skala lebar,
bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai peredaman bagus. Selain itu,
alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi. Kelemahannyaadalah
timbulnya error yang kadang-kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruhsuhu
sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus eddy.
Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai
berikut :
P = U x I x C
Dimana :
U =
pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter
I =
pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)
C =
faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter
Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
Dengan melihat tabel yang terlihat pada peralatan.
Tabel
1 Rumusan Pembacaan.
Gambar 2: Bagan hubungan wattmeter untuk pengukuran
daya DC
PENGUKURAN DAYA ARUS SEARAH
(DC)
Pengukuran
daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur Wattmeter. Didalam instrumen ini terdapat dua macam
kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh
kedua macam kumparan tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan
tegangan. Adapun hubungan dalam wattmeter dapat kita lihat pada gambar 2.
Pada pengukuran daya
listrik DC dengan menggunakan wattmeter 4 titik terminal I/O pada
Wattmeter yaitu terminal I*, I, L1 dan L2.
Perhitungan perlu
dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia di atas (Tabel 1).
Sebagai contoh : pada
pengukuran beban 1 phase switch arus (I) padaposisi angka 5 selanjutnya
switchtegangan (V) pada posisi 100 maka C = 1 (sesuaitabel di atas),
selanjutnya apabila jarum menunjukan angka 40 maka pembacaandaya dirumuskan
sebagai berikut :
P = U.I.C
P = 40. 5. 5
P = 1000 watt
Rumusan daya sistem DC
tidak terdapat Cos f dikarenakan sudut yangdibentuk antara tegangan dan arus (f
) sama dengan nol artinya tegangan dan arusarahnya berimpit sehingga:
P = V . I. cos f
P = V. I.
1
P = V.I
PENGUKURAN DAYA ARUS
BOLAK-BALIK SATU PHASE
Pengukuran daya arus bolak-balik satu fase pada
jaringan denganmenggunakan wattmeter, seperti terlihat pada gambar 3 berikut.
Gambar 3: Wattmeter untuk
pengukuran daya beban satu phase
Dalam gambar 3 dapat dilihat bahwa dalam menghubungkan
ke bebandan saluran supply daya listrik wattmeter untuk pengukuran daya satu
phase ada kesamaan dengan pengukuran daya DC, terminal input output pada Watt
meter mempunyai kesamaan dengan saat mengukur daya DC.
Pembacaan dilaksanakan dengan mengacu pada tabel yang
tersedia padaWattmeter (Tabel 1).
Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik
satu phase dilaksanakan dengan menggunakan 4 titik terminal I/O pada Wattmeter
yaitu terminal I*, I,L1 dan L2. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang
tertera pada tabel yangtersedia di atas (Tabel 1).
Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut adalah
sebagai berikut.Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 A
sedangkan V pada200 V maka C = 10 misalkan
pembacaan pada meter ukur di atas menunjuk padaangka 60 maka dapat
diperoleh :
P =
U.I.C
P = 60 .
5 . 10
P
= 3000 Watt
Rumusan daya sistem AC satu phase terdapat Cos f .
Karena pada sistem catu daya satu phase terdapat
frekwensi, hal inimengakibatkan timbulnya beban reaktif sehingga beban
merupakan nilai yangkomplek. Akibat beban yang bernilai komplek maka arus (I)
yang mengalir akanmempunyai perbedaan sudut
phase dengan tegangan supply sudut yang dibentuk sama dengan f .
Adapun adanya Cos f dimaksudkan bahwa daya tersebut
merupakan dayayang riil (nyata).
PENGUKURAN DAYA ARUS
BOLAK BALIK TIGA PHASE
Untuk mengukur daya pada jaringan tiga fase dapat
dilakukan yang akandiuraikan sebagai berikut :
Gambar 4: Mengukur daya tiga fase dengan satu
wattmeter.
Pengukuran seperti gambar 4 diatas dilakukan untuk
jaringan tiga fasebeban simetri, daya masing-masing fase sama besar P1 = P2 =
P3 Besar dayayang diserap beban tiga fase
pada gambar 4, dirumuskan sebagai P
= U . I . C.
Dalam pembacaannya menggunakan tabel yang tersedia
pada Wattmeter(Tabel 1).
Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik
tiga phase dilaksanakan dengan menggunakan 5 titik terminal I/O pada Wattmeter
yaituterminal I*, I, L1, L2, dan L3.
Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada
tabel yang tersediadi atas. Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas
(Tabel 1).
Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada
5 A sedangkanV pada 500 V maka C = 20 misalkan pembacaan pada meter ukur di
atas menunjuk pada angka 60 maka dapat diperoleh :
P =
U.I.C
P = 60 .
5 . 20
P = 6000
Watt
Rumusan daya sistem AC tiga phase terdapat dua
rumusan:
rumusan pertama
P = 3 . V . I .cos f
rumusan kedua
P = v3 V . I . cos f
Kedua rumusan tersebut akan
menghasilkan nilai yang sama tegangan(V) pada rumusan
pertama merupakan tegangan phase – netral, sedangkan padarumusan
kedua tegangan (V) merupakan tegangan phase – phase, dimanategangan phase–phase = v3 tegangan phase – netral.
Kesalahan
Induktansi dari kumparantegangan
pada wattmeter adalahpenyebab adanya kesalahan,tetapi dengan tahanan
non-induktifyang tinggi yang dipasang seridengankumparan tegangan
dapatmengurangi kesalahan ini.
Penyebab lain adanya kesalahanadalah
1. Drop tegangan padarangkaian
2. Arus yang diambil olehkumparan
tegangan
Pada wattmeter standar,kesalahan
ini disebabkan karenaadanya tambahan kumparankompensasi, kesalahan
yangdisebabkan oleh adanya kumparankompensasi ini dapat diatasidengan memasang
kumparankompensasi sedemikian rupasehingga menghasilkan medanyang berlawanan
arah denganmedan yang dihasilkan olehkumparan arus.
Kesalahan Wattmeter
1.
Kesalahan akibat perbedaanrangkaia.
Ada 2 kemungkinan untukmerangkai wattmeter padarangkaian AC fase tunggal.Sebuah wattmeter
sebenarnyadiharapkan dapat menunjukkandaya yang dipakai oleh beban,tetapi
pembacaannya sebenarnyasedikit kelebihan yang disebabkanoleh rugi-rugi daya
pada rangkaianinstrument. Besarnya kesalahantergantung dari banyaknyarangkaian.
2. Kesalahan akibat induktansi
kumparan tegangan
Kesalahan pembacaan pada wattmeter
disebabkan juga olehinduktansi pada kumparan tegangan.
3. Kesalahan akibat medanSTRAY
(Pengganggu)
Karena medan yang bekerjapada
instrument ini adalah kecil,maka mudah dipengaruhi olehkesalahan akibat
medanpengganggu dari luar. Olehkarena itu harus dijaga agarsejauh mungkin
berada darimedan STRAY tadi. Tetapi ,kesalahan akibat medan inipada umumnya
dapatdiabaikan.
4. Kesalahan akibat
kapasitansidalam kumparan tegangan
Pada bagian rangkaiankumparan
tegangan , terutamapada bagian tahanan serinyaakanselalu muncul
kapasitansiwalaupun kecil. Akibatnya akanmengurangi besarnya sudut,dengan
demikian mengurangikesalahan yang diakibatkaninduktansi pada rangkaian
kumparan tegangan. Padakenyataannya
pada beberapawattmeter, sebuah kapasitor
dihubungkan paralel terhadaptahanan
seri untukmendapatkan rangkaiankumparan tegangan yang noninduktif.Jelas bahwa
kompensasi yangberlebihan akan membuat
resultante reaktansi
kapasitif,dengan demikian akanmenyebabkan sudut negatif.
5. Kesalahan akibat
EDDYCurrent(Arus pusar)
Eddy-current adalah medan
arusbolak-balik pada bagian-bagianlogam yang padat dari instrument.Ini
dihasilkan oleh medan bolakbalikpada kumparan arus akanmengubah besar dan kuat medankerja,
dengan demikianmenimbulkan kesalahan bagipembacaan wattmeter.Kesalahan ini
tidak mudahdihitung meskipun dapat menjadisangat besar jika tidak
berhatihatidalam memindahkan bagianpadat dari dekat kumparan arustadi.
MEGGER
Megger adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk mengetahui apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah antara fasa dengan fasa atau dengan nol(tanah). Dalam hal lain alat ukur ini juga dapat digunakan pada peralatan listrik seperti mesin listrik, alat rumah tangga dan sebagainya. Megger satuanya adalah mega ohm meter. Mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik merupakan hal yang penting untuk menentukan apakah peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan aman. Secara umum jika akan mengoperasikan peralatan tenaga listrik seperti generator, transformator dan motor, sebaiknya terlebih dahulu memeriksa tahanan isolasinya, tidak peduli apakah alat tersebut baru atau lama tidak dipakai. Isolasi yang dimaksud adalah isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bertegangan maupun dengan bagian yang tidak bertegangan seperti body / ground.
Megger adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk mengetahui apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah antara fasa dengan fasa atau dengan nol(tanah). Dalam hal lain alat ukur ini juga dapat digunakan pada peralatan listrik seperti mesin listrik, alat rumah tangga dan sebagainya. Megger satuanya adalah mega ohm meter. Mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik merupakan hal yang penting untuk menentukan apakah peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan aman. Secara umum jika akan mengoperasikan peralatan tenaga listrik seperti generator, transformator dan motor, sebaiknya terlebih dahulu memeriksa tahanan isolasinya, tidak peduli apakah alat tersebut baru atau lama tidak dipakai. Isolasi yang dimaksud adalah isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bertegangan maupun dengan bagian yang tidak bertegangan seperti body / ground.
Ketelitian hasil ukur dari Megger ditentukan oleh cukup tidaknya tegangan generator
/ baterai yang dipasang pada alat ukur tersebut. Dewasa ini telah banyak pula Megger yang
mengeluarkan tegangan tinggi, yang didapatkan dari baterai sebesar 8 – 12 volt
(megger dengan sistem elektronis). Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan
tinggi yang jauh lebih stabil dibandingkan megger dengan generator yang diputar
dengan tangan.
Jenis – jenis megger adalah sebagai berikut :
1. Megger
dengan engkol sbg pembangkit tegangan. Sumber tenaga pada megger jenis ini
berasal dari generator pembangkit tenaga listrik yang ada dalam alat ukur ini
dan untuk membangkitkannya poros megger harus diputar; dengan alat
penunjukannya jarum
2. Megger
dengan sumber tenaga dari baterai dan alat penunjukkanya berupa jarum juga.
FUNGSI
MEGGER
v untuk
memeriksa tahanan isolasi Generator atau Motor listrik, Megger digunakan untuk
mengukur tahanan isolasi dari alat² listrik atau instalasi² tenaga listrik
misalnya : kabel ,trafo , OCB, Jaring SUTM dll.
v untuk
mengukur kemungkinan terjadinya hubung singkat pada belitan antar phasa, antara
phasa dengan bodi dan antar belitan pada phasa yang sama.
Penggunaan
Megger
Megger
digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah maupun
tegangan rendah.
•
Untuk
instalasi tegangan menengah digunakan Megger dengan batas ukur Mega sampai Giga
Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah.
•
Untuk
instalasi tegangan rendah digunakan Megger dengan batas ukur sampai Mega Ohm
dan tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah.
Bagian –
Bagian Megger
Keterangan
gambar :
1. Socket out put + (positip)
2. Socket out put – (negatip)
3. Lampu indicator skala pengukuran
4. Lampu indicator skala pengukuran 2
5. Lampu indicator skala pengukuran 1
6. Selektor skala pengukuran
7. Selektor tegangan pengukuran
8. Switch / tombol “On” dan “Off”
9. Pengatur posisi awal jarum penunjuk
10. Pengatur posisi jarum “Zero Calibrasi” pada test hubung singkat
Cara Kerja
Hal-hal
yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan pengukuran adalah alat yang
diukur harus bebas tegangan AC / DC atau
tegangan induksi, karena tegangan
tersebut akan mempengaruhi hasil ukur.
Prosedur kerja Megger Merk Metriso 5000 adalah sebagai berikut :
1)
Check
batere apakah dalam kondisi baik.
2)
Mekanikal zero check pada kondisi megger off, jarum
penunjuk harus tepat berimpit dengan
garis skala. Bila tidak tepat, atur pointer zero (10) pada alat ukur.
3)
Lakukan
elektrikal zero check:
·
Pasang
kabel test pada megger terminal (1) dan (3), serta hubung singkatkan ujung yang
lain.
·
Letakkan
saklar pemilih (8) di posisi 500.
·
Letakkan
saklar pemilih skala (7) pada posisi skala 1.
·
On-kan
megger, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat keangka nol, bila tidak
tepat atur pointer (11). Bila dengan
pengaturan pointer tidak berhasil
(penunjukan tidak mencapai nol) periksa / ganti batere.
·
Off-kan
megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero.
4)
Pasang kabel
test ke peralatan yang diukur .
5)
Pilih
tegangan ukur melalui saklar (8) sesuai tegangan kerja alat yang diukur.
6)
On-kan
megger, baca tampilan pada skalanya
Bila
skala 1 hasil ukur menunjuk, pindahkan ke pemilih skala 2, bila hasilnya sama
pindahkan ke skala 3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan ( 0,5
– 1 menit) atau jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Kemudian catat hasil ukur dan kalikan dengan
factor kali alat ukur, bandingkan hasil ukur dengan standard tahanan isolasi. Harga terendah 1 MΩ / kV.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.pengertian
amperemeter.http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2105105-pengertian-amperemeter/
[15 November 2011]
Dicky_genx.2010.definisi
amperemeter.http://nationalinks.blogspot.com/2009/02/definisi-amperemeter.html
[15 November 2011]
Fani.2011. Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter Alat Ukur Listrik - Ilmu Fisika.http://catatanipa.blogspot.com/2011/04/fungsi-pengertian-amperemeter-voltmeter.html [15 November 2011]
Hasopa,yopi.2011.makalah macam-macam alat ukur listrik eksperimen fisika dasar II.http://yopihasopa.blog.upi.edu/2011/10/06/makalah-macam-macam-alat-ukur-listrik-eksperimen-fisika-dasar-ii/ [15 November 2011]
Anggrian,willie.2011.cara
memasang amperemeter dan
voltmeter.http://wizardh6lic.blogspot.com/2011/10/cara-membaca-amperemeter-dan-voltmeter.html
[15 November 2011]
Anonim.2011.alat
ukur listrik analog materi voltmeter dan
amperemeter.http://my-diaryzone.blogspot.com/2010/03/materi-voltmeter-dan-amperemeter.html
[15
November 2011]
Anonim.2007.fisika
3 SMP kelas
IX.http://books.google.co.id/books?id=iRjaMNNhJIsC&pg=PT42&lpg=PT42&dq=macam+amperemeter&source=bl&ots=ybQZT_-8vP&sig=pk9O7LbaDXdGJWOv3nrS-ivtO6Y&hl=id&ei=vHnDTv_UCYjUrQe_0snTCw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=8&ved=0CEgQ6AEwBw#v=onepage&q=macam%20amperemeter&f=false
[15
November 2011]
http://mbongen.blogspot.com/2009/03/alat-ukur.html
http://www.google.co.id/search?q=amperemeter+analog&btnG=Telusuri&tbm=isch&hl=id&source=hp&biw=&bih=&gbv=2
http://www.google.co.id/search?q=amperemeter+analog&hl=id&gbv=2&tbm=isch&ei=cHTDTqz4BYzEmQXliICuCw&start=20&sa=N
Hasopa,
Yopi. 2011. Macam-Macam Alat ukur Listrik.
http://yopihasopa.blog.upi.edu/2011/10/06/makalah-macam-macam-alat-ukur-listrik-eksperimen-fisika-dasar-ii/
http://melidapolban.blogspot.com/2006/07/wattmeter.html
ALAT UKUR LISTRIK
Tugas Mata Kuliah Alat Ukur
Oleh:
Sakiinatus
Sajadah (090210102009)
Sri
Kurniawati (090210102048)
Diah Putriani (100210102041)
Maulidyah Alawiyah
(100210102049)
Risqa Nurul Fadilah (100210102052)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
1.
Pengertian
Voltmeter adalah alat untuk
mengukur tegangan listrik. Alat ini sering atau Avometer.
Avometer adalah singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter.
Avometer adalah singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter.
Gambar: Voltmeter dan Multimeter
Voltmeter yang sering digunakan di laboratorium sekolah. Kemampuan pengukurannya terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang maksimumnya 5 V, 10 V dan 20 V dan seterusnya.
2. Kelebihan dan Kekurangan
— Kelebihan voltmeter : dapat mengukur
nilai tegangan secara langsung
— Kekurangan : tidak dapat digunakan untuk
mengukur komponen dari besaran listrik yang lain seperti arus dan hambatan
terkecuali dengan perhitungan
— Kelebihan analaog : melatih penerapan
rumus
— Kekurangan analog : kurang teliti
—
— Kelebihan digital : lebih teliti
— Kekurangan digital : mudah rusak
3. Prinsip Kerja Voltmeter
Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama
dengan Amperemeter karena desainnya juga terdiri dari galvanometer dan hambatan
seri atau multiplier.
Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan.
Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.
Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan.
Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.
Desain penyusunan galvanometer dengan hambatan multiplier menjadi
voltmeter dapat dilihat pada gambar berikut.
Fungsi dari multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer tidak melebihi kapasitas maksimumnya, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul pada multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.
Jika kemampuannya ingin ditingkatkan menjadi n kali maka dapat
ditentukan berapa besar hambatan multiplier yang diperlukan.
V = tegangan yang akan diukur
VG = Tegangan maksimum galvanometer
RG = Hambatan galvanometer
Rm = Hambatan multiplier
VG = Tegangan maksimum galvanometer
RG = Hambatan galvanometer
Rm = Hambatan multiplier
Contoh Soal:
Sebuah Galvanometer yang memiliki hambatan dalam 10 ohm dan tegangan maksimum 10 mV akan dipakai untuk mengukur tegangan hingga tegangan maksimumnya bisa 20 V. Berapa besar hambatan multiplier yang diperlukan ?
Sebuah Galvanometer yang memiliki hambatan dalam 10 ohm dan tegangan maksimum 10 mV akan dipakai untuk mengukur tegangan hingga tegangan maksimumnya bisa 20 V. Berapa besar hambatan multiplier yang diperlukan ?
Penyelesaian:
n = 10 : 0,01 = 1000
Rm = ( n – 1) . RG
= 999. 10
n = 10 : 0,01 = 1000
Rm = ( n – 1) . RG
= 999. 10
= 9990 ohm
4. Cara Penggunaan Voltmeter
Untuk mengukur tegangan kita harus menggunakan voltmeter yang
dipasang paralel terhadap komponen yang kita ukur beda potensialnya. Jadi tidak
perlu dilakukan pemutusan penghantar seperti pada amperemeter. Lihat animasi
berikut.
Pada rangkaian arus searah pemasangan kutub-kutub voltmeter harus sesuai. Kutub positip dengan potensial tinggi dan kutub negatip dengan potensial rendah. Biasanya ditandai dengan kabel yang berwarna hitam dan merah atau biru. Bila pemasangan terbalik akan terlihat penyimpangan yang arahnya ke kiri. Sedangkan pada rangkaian arus bolak balik tidak menjadi masalah.
Setelah voltmeter terpasang dengan
benar maka hasil pengukuran harus memperhatikan bagaimana menuliskan hasil
pengukuran yang benar
Tegangan yang terukur (V) adalah:
Tegangan yang terukur (V) adalah:
Contoh Soal:
Jika angka yang ditunjuk jarum = 2, dan kabel merah pada angka 2 V maka hasil pengukuran adalah
Jika angka yang ditunjuk jarum = 2, dan kabel merah pada angka 2 V maka hasil pengukuran adalah
OSILOSKOP
Osiloskop
adalah alat ukur besaran listrik yang dapat mematakan sinyal listrik. Alat ukur
ini sama dengan alat ukur untuk mendeteksi jantung orang namun alat ukur ini di
gunakan sebagai alat untuk pengukuran rangkaian elektronik seperti
radio,televisi,dan alat elektronika lainya. Pada osiloskop elektromagnetis
dalam pengukuranya di batasi hanya sampai 10 KHz dan untuk gejala tinggi di
pakai tabung sinar katoda untuk mendeteksi sinar cahaya elektron. Dengan adanya
elektron berpindah di antara elektron bergerak sinar cahaya elektron akan
bergerak dengan adanya tegangan pada elektroda penggerak. Osiloskop banyak di
gunakan untuk mengukur signal karena untuk memudahkan pengamatan-pengamatan
bentuk gelombang.
Manfaat Osiloskop
·
Mengukur
besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu
·
Mengukur
frekuensi sinyal yang berosilasi
·
Mengecek
jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik
·
Membredakan
arus AC dengan arus DC
·
Mengecek
noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu
Bagian – Bagian Osiloskop
Beberapa
tombol pengatur pada osiloskop
1.
Intensitas
: untuk mengatur kacarahan garis yang ditampilkan di layar
2.
Focus : untuk mengatur ketajaman gambar yang
terjadi pada layar
3.
Horizontal
dan Fertikal : untuk mengatur kedudukan gambar dalam arah horizontal dan
vertikal
4.
Trace
Rotation : mengatur garis kamiringan pada sumbu Y=0 pada layar
5.
Volt/div
: Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu
div di layar
6.
Time/div : Mengatur
berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
7.
Position
: Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal
masukannya nol)
8.
AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan
osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi
kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.
Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan
komponen DC-nya dikutsertakan
9.
Ground :
Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar
10. Channel ½ : Memilih saluran / kanal
yang digunakan
11. Sikronisasi : untuk mengatur supaya pada layar
diperoleh gambar yang tidak bergerak
12. Slope : untuk mengatur saat trigger dilakukan, yaitu
pada waktu sinyal naik(+) atau sinyal turun (-)\
13. Kopling : menunjukkan hubungan dengan sinyal searah
atau bolsk-balik
14. Trigger Exit atau Int
Exit : Trigger dikendalikan oleh rangkaian di luar
osiloskop
Int : Trigger
dikendalikan oleh rangkaian di dalam osiloskop
Cara Penggunaan Osiloskop
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang
bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal
satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihatsinyal keluaran.
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal
maka osiloskop perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam
pengukuran. Hal hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
1.
Memastikan alat yang
diukur dan osiloskop ditanahkan(digroundkan).Disamping untuk keamanan hal ini
juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau jala jala.
2.
Memastikan probe dalam
keadaan baik
3.
Kalibrasi tampilan bisa
dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
Mengukur Tegangan Searah dan Tegangan
Bolak-balik
- Kesalahan yang mungkin timbul dalam
pengukuran tegangan, disebabkan oleh kalibrasi osiloskop, pengaruh impendansi
input, kabel penghubung serta gangguan parasitik
- Untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan
oleh impedansi input, dapat
digunakan probe yang sesuai (dengan memperhitungkan maupun dengan
kalibrasi dari osiloskop)
- Besar tegangan sinyal dapat langsung dilihat
dari gambar pada layar dengan
mengetahui nilai volt/div yang digunakan
- Osiloskop mempunyai impedansi input yang
relative besar, jadi dalam mengukur rangkaian dengan impedansi rendah, maka
impedansi input osiloskop dapat dianggap oleh circuit (impedansi input
osiloskop CRC 5401,1 M ohm parallel dengan 30 pF).
AMPEREMETER
Amperemeter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kuat aruslistrik dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang secara seri
(berderet) dengan elemen listrik. Umumnya alat ini
dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut
avometer gabungan dari amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.Dalam
praktikumsumber listrik arus searah , amperemeter biasanya digunakan untuk
mengukur besarnya arusyang mengalir pada kawat penghantar.
Amperemeter terbagi
menjadi dua macam, yaitu amperemeter analog dan amperemeter digital. Prinsip
kerja amperemeter analog adalah sinyal listrik yang diubah ke dalam tegangan,
kemudian ditampilkan melaui penyimpangan jarum. Komponen amperemeter terdiri
dari elektromagnet dan jarum. Jika tegangan besar maka arus yang lewat kumparan
besar, sehingga jarumnya menyimpang besar. Jika tegangan kecil, maka
penyimpangan jarum juga kecil. Sedangkan prinsip kerja amperemeter digital
adalah sinyal listrik yang diubah ke dalam tegangan kemudian ditampilkan
melalui layar LCD.
Kelebihan amperemeter
analog adalah mudah dalam pembacaannya, dan kekurangan dari amperemeter analog
ini tidak bisa mengukur secara tepat. Sedangkan kelebihan amperemeter digital
adalah dapat mengukur secara tepat dan akurat, dan kekurangan dari amperemeter
digital ini adalah susah untuk memonitor kuat arus listrik yang tidak stabil.
Amperemeter
mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil, pemakaiannya harus dihubungkan
secara seri pada rangkaian yang diukur. Amperemeter yang digunakan untuk
mengukur kuat arus yang kecil (dalam skala miliampere) disebut miliampermeter.
Miliampermeter dapat juga digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang besar
(dalam skala ampere) dengan cara menambahkan hambatan cabang (shunt). Dengan
adanya hambatan cabang (shunt) itu, berarti miliamperemeter dapat mengukur kuat
arus listrik yang melebihi batas ukurnya.
Berikut gambar amperemeter analog dan digital:
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya
magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi
oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang
melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar, sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan
lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum
penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang
dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B.I. L.
Kemampuan amperemeter dapat ditingkatkan dengan
memasang hambatan shunt secara paralel terhadap amperemeter.Besar hambatan
shunt tergantung pada berapa kali kemampuannya akan ditingkatkan.Misalnya
mula-mula arus maksimumnya adalah I, akan ditingkatkan menjadi I’ = n.I, maka
besar hambatan shunt.
Rsh = Hambatan shunt
RG = Hambatan galvanometer mula-mula
Berikut gambar
bagian-bagian amperemeter:
Amperemeter juga terdiri dari beberapa bagian antara
lain :
- Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog)
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak
(moving coil) sehingga dapat bergerak berdasarkan peredaran arus yang masuk
dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai fungsi penunjuk besaran aus yang
terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran
yang diukur.
- Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter.
Selain itu probe juga digunakan untuk menentukan kutub positif amperemeter.
- Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan
skala pada anga nol (0) dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
- Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari
amperemeter.
- Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai
panduan untuk ketepatan pembacaan skala.
Cara menggunakan
amperemeter adalah jika kita akan mengukur arus yang melewati
penghantar dengan menggunakan Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan
cara memotong penghantar agar arus mengalir melewati amperemeter.Ampermeterdapat
dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk mendeteksi arus pada rangkaian baik arus yang
kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambahkan dengan hambatan shunt.Jika
kita memperkirakan dalam rentang miliampere, kita dapat menggunakan shunt yang tertera 100 mA atau 500 mA.
Perhatikan gambar di bawah ini:
Untuk
mengukur arus listrik menggunakan amperemeter, pertama memastikan
bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol (0) pada
skala (pada amperemeter analog). Maka
amperemeter harus dipasang seri dengan cara memotong penghantar agar arus
melewati amperemeter. Yaitu buka saklar S kemudian kita putus penghantar,
kemudian menyambungkan amperemeter ke penghantar yang telah terputus tersebut
dengan cara memasang kabel negative
(berwarna hitam) di ground amperemeter, dan kabel positif (berwarna merah) pada
probe amperemeter. Misal untuk mengukur kuat arus listrik pada
rangkaian dengan cara menghubungkan kutub positif rangkaian (misal: baterai)
dengan kutub positif amperemeter dan
kutub negatif amperemeter dengan kutub
negatif baterai.
Setelah amperemeter terpasang, kita dapat
mengetahui besar kuat arus yang mengalir melalui penghantar dengan membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan
posisi jarum penunjuk skala.Setelah dihubungkan dengan kabel negatif dan kabel
positif maka jarum amperemeter akan menunjukkan angka tertentu, maka jarum
penunjuk skala akan menunjukkan angka tertentu. Cara pengukuran yaitu:
Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan
rumus:
A = Amperemeter yang digunakan
Contoh pengukuran amperemeter:
Jika pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan
100. saat jarum amperemeter menunjukkan angka 50, dengan probe 5A maka:
berarti kuat arus yang mengalir hanya 2,5A.
Hal yang harus
diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah dengan memperhatikan
jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menunjuk pada skala yang
terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana
bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya
agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca. Namun berbeda dengan amperemeter
digital. Amperemeter digital akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang
tertera pada layar tanpa kita harus menghitungnya.
WATTMETER
Pengertian Wattmeter
Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata
yang pembacaannya dalam satuan Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya
listrik pada beban beban yang sedang
beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan denganbeberapa kondisi beban
seperti : beban dc, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase.
Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan
dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu : daya listrik
DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC dirumuskan sebagai :
P = V . I
dimana :
P = daya
(Watt)
V =
tegangan (Volt)
I =
arus (Amper)
Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu
phase dan daya untuk tiga phase, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada sistem satu phase:
P = V.I. cos f
dimana :
V =
tegangan kerja (Volt)
I = Arus yang
mengalir ke beban (Amper)
cos f = faktor
daya
Pada sistem tiga phase :
P = 3 V.I. cos f
dimana :
V =
tegangan phase netral (volt)
I =
arus yang mengalir kebeban (Amper)
cos f = faktor
daya
atau
P = v3 V.I. cos f
dimana:
V =
tegangan antar phase (Volt)
I =
arus yang mengalir ke beban (Amper)
cos f = faktor
d
Kontruksi Wattmeter
Gambar dibawah ini memperlihatkan konstruksi
Wattmeter.
Gambar 1:Konstruksi
wattmeter
Keterangan gambar:
I* = arus masuk
I =
arus keluar
L1 = phase R
L2 = phase S
L3 = phase T
3~ =
penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase
~ =
penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC
A = skala
arus
V = skala tegangan
Spesifikasi Alat
Spesifikasi teknik dan
karakteristik alat ukur wattmeter :
Tipe : 2041
Akurasi : ± 0.5% dari nilai skala
penuh
Ukuran dimensi : 180 x 260 x 140 mm
Berat : 2.8 Kg
Panjang skala : 135 mm
Skala : 120 bagian
Frekuensi : DC, 25 – 1000 Hz
Kapasitas Overload : Rangkaian tegangan
..... 50%
Rangkaian arus ............ 100%
Karakteristik :
Efek pemanasan diri : ± 0.15%
Perbedaan Pengukuran antara DC dan
AC : ± 0.1%
Efek temperature eksternal : ± 0.2%
/10° C
Efek medan maghnit eksternal : ±
0.65% /400 A/m
Respons Frekuensi : 45 – 65 Hz
....0.0%
50 – 1000 Hz ...0.1%
Efek faktor daya : ± 0.1%
Factor daya dari 1.0 sampai 0.5
Macam-macam
Wattmeter
Wattmeter analog terdiri dari 2 tipeyaitu wattmeter
tipeelektrodinamometer, wattmetertipe induksi.
Wattmeter eletrodinamik
Instrumen ini cukup familiar dalam desain dan
konstruksi elektro dinamometer tipe ammeter dan voltmeter analog. Kedua
koilnya dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam pengukuran power.
Koil yang tetap atau field coil dihubungkan secara seri dengan
rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan membawa arus
yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan non-induktif dihubungkan
secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi arus menuju nilai yang
kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional dengan tegangan maka
disebut pressure coil atau voltage coil
dari wattmeter.
Error pada wattmeter
1. Error pada akibat hubungan berbeda.
2.Error akibat induktansi kumparan tegangan.
3.Error akibat kapasistansi pada rangkain kumparan tegangan.
4.Error karena
medan liar.
5.Error karena arusEddy.
Wattmeter Induksi
Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip
kerja amperemeter danvoltmeter induksi. Perbedaan dengan wattmeter jenis
dinamometer adalah wattmeter induksi hanya dapat dipakai dengan suplai
listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis dinamometer dapat
dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik atau searah.Kelebihan dan
keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induksimempunyai skala lebar,
bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai peredaman bagus. Selain itu,
alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi. Kelemahannyaadalah
timbulnya error yang kadang-kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruhsuhu
sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus eddy.
Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai
berikut :
P = U x I x C
Dimana :
U =
pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter
I =
pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)
C =
faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter
Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
Dengan melihat tabel yang terlihat pada peralatan.
Tabel
1 Rumusan Pembacaan.
Gambar 2: Bagan hubungan wattmeter untuk pengukuran
daya DC
PENGUKURAN DAYA ARUS SEARAH
(DC)
Pengukuran
daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur Wattmeter. Didalam instrumen ini terdapat dua macam
kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh
kedua macam kumparan tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan
tegangan. Adapun hubungan dalam wattmeter dapat kita lihat pada gambar 2.
Pada pengukuran daya
listrik DC dengan menggunakan wattmeter 4 titik terminal I/O pada
Wattmeter yaitu terminal I*, I, L1 dan L2.
Perhitungan perlu
dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia di atas (Tabel 1).
Sebagai contoh : pada
pengukuran beban 1 phase switch arus (I) padaposisi angka 5 selanjutnya
switchtegangan (V) pada posisi 100 maka C = 1 (sesuaitabel di atas),
selanjutnya apabila jarum menunjukan angka 40 maka pembacaandaya dirumuskan
sebagai berikut :
P = U.I.C
P = 40. 5. 5
P = 1000 watt
Rumusan daya sistem DC
tidak terdapat Cos f dikarenakan sudut yangdibentuk antara tegangan dan arus (f
) sama dengan nol artinya tegangan dan arusarahnya berimpit sehingga:
P = V . I. cos f
P = V. I.
1
P = V.I
PENGUKURAN DAYA ARUS
BOLAK-BALIK SATU PHASE
Pengukuran daya arus bolak-balik satu fase pada
jaringan denganmenggunakan wattmeter, seperti terlihat pada gambar 3 berikut.
Gambar 3: Wattmeter untuk
pengukuran daya beban satu phase
Dalam gambar 3 dapat dilihat bahwa dalam menghubungkan
ke bebandan saluran supply daya listrik wattmeter untuk pengukuran daya satu
phase ada kesamaan dengan pengukuran daya DC, terminal input output pada Watt
meter mempunyai kesamaan dengan saat mengukur daya DC.
Pembacaan dilaksanakan dengan mengacu pada tabel yang
tersedia padaWattmeter (Tabel 1).
Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik
satu phase dilaksanakan dengan menggunakan 4 titik terminal I/O pada Wattmeter
yaitu terminal I*, I,L1 dan L2. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang
tertera pada tabel yangtersedia di atas (Tabel 1).
Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut adalah
sebagai berikut.Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 A
sedangkan V pada200 V maka C = 10 misalkan
pembacaan pada meter ukur di atas menunjuk padaangka 60 maka dapat
diperoleh :
P =
U.I.C
P = 60 .
5 . 10
P
= 3000 Watt
Rumusan daya sistem AC satu phase terdapat Cos f .
Karena pada sistem catu daya satu phase terdapat
frekwensi, hal inimengakibatkan timbulnya beban reaktif sehingga beban
merupakan nilai yangkomplek. Akibat beban yang bernilai komplek maka arus (I)
yang mengalir akanmempunyai perbedaan sudut
phase dengan tegangan supply sudut yang dibentuk sama dengan f .
Adapun adanya Cos f dimaksudkan bahwa daya tersebut
merupakan dayayang riil (nyata).
PENGUKURAN DAYA ARUS
BOLAK BALIK TIGA PHASE
Untuk mengukur daya pada jaringan tiga fase dapat
dilakukan yang akandiuraikan sebagai berikut :
Gambar 4: Mengukur daya tiga fase dengan satu
wattmeter.
Pengukuran seperti gambar 4 diatas dilakukan untuk
jaringan tiga fasebeban simetri, daya masing-masing fase sama besar P1 = P2 =
P3 Besar dayayang diserap beban tiga fase
pada gambar 4, dirumuskan sebagai P
= U . I . C.
Dalam pembacaannya menggunakan tabel yang tersedia
pada Wattmeter(Tabel 1).
Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik
tiga phase dilaksanakan dengan menggunakan 5 titik terminal I/O pada Wattmeter
yaituterminal I*, I, L1, L2, dan L3.
Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada
tabel yang tersediadi atas. Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas
(Tabel 1).
Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada
5 A sedangkanV pada 500 V maka C = 20 misalkan pembacaan pada meter ukur di
atas menunjuk pada angka 60 maka dapat diperoleh :
P =
U.I.C
P = 60 .
5 . 20
P = 6000
Watt
Rumusan daya sistem AC tiga phase terdapat dua
rumusan:
rumusan pertama
P = 3 . V . I .cos f
rumusan kedua
P = v3 V . I . cos f
Kedua rumusan tersebut akan
menghasilkan nilai yang sama tegangan(V) pada rumusan
pertama merupakan tegangan phase – netral, sedangkan padarumusan
kedua tegangan (V) merupakan tegangan phase – phase, dimanategangan phase–phase = v3 tegangan phase – netral.
Kesalahan
Induktansi dari kumparantegangan
pada wattmeter adalahpenyebab adanya kesalahan,tetapi dengan tahanan
non-induktifyang tinggi yang dipasang seridengankumparan tegangan
dapatmengurangi kesalahan ini.
Penyebab lain adanya kesalahanadalah
1. Drop tegangan padarangkaian
2. Arus yang diambil olehkumparan
tegangan
Pada wattmeter standar,kesalahan
ini disebabkan karenaadanya tambahan kumparankompensasi, kesalahan
yangdisebabkan oleh adanya kumparankompensasi ini dapat diatasidengan memasang
kumparankompensasi sedemikian rupasehingga menghasilkan medanyang berlawanan
arah denganmedan yang dihasilkan olehkumparan arus.
Kesalahan Wattmeter
1.
Kesalahan akibat perbedaanrangkaia.
Ada 2 kemungkinan untukmerangkai wattmeter padarangkaian AC fase tunggal.Sebuah wattmeter
sebenarnyadiharapkan dapat menunjukkandaya yang dipakai oleh beban,tetapi
pembacaannya sebenarnyasedikit kelebihan yang disebabkanoleh rugi-rugi daya
pada rangkaianinstrument. Besarnya kesalahantergantung dari banyaknyarangkaian.
2. Kesalahan akibat induktansi
kumparan tegangan
Kesalahan pembacaan pada wattmeter
disebabkan juga olehinduktansi pada kumparan tegangan.
3. Kesalahan akibat medanSTRAY
(Pengganggu)
Karena medan yang bekerjapada
instrument ini adalah kecil,maka mudah dipengaruhi olehkesalahan akibat
medanpengganggu dari luar. Olehkarena itu harus dijaga agarsejauh mungkin
berada darimedan STRAY tadi. Tetapi ,kesalahan akibat medan inipada umumnya
dapatdiabaikan.
4. Kesalahan akibat
kapasitansidalam kumparan tegangan
Pada bagian rangkaiankumparan
tegangan , terutamapada bagian tahanan serinyaakanselalu muncul
kapasitansiwalaupun kecil. Akibatnya akanmengurangi besarnya sudut,dengan
demikian mengurangikesalahan yang diakibatkaninduktansi pada rangkaian
kumparan tegangan. Padakenyataannya
pada beberapawattmeter, sebuah kapasitor
dihubungkan paralel terhadaptahanan
seri untukmendapatkan rangkaiankumparan tegangan yang noninduktif.Jelas bahwa
kompensasi yangberlebihan akan membuat
resultante reaktansi
kapasitif,dengan demikian akanmenyebabkan sudut negatif.
5. Kesalahan akibat
EDDYCurrent(Arus pusar)
Eddy-current adalah medan
arusbolak-balik pada bagian-bagianlogam yang padat dari instrument.Ini
dihasilkan oleh medan bolakbalikpada kumparan arus akanmengubah besar dan kuat medankerja,
dengan demikianmenimbulkan kesalahan bagipembacaan wattmeter.Kesalahan ini
tidak mudahdihitung meskipun dapat menjadisangat besar jika tidak
berhatihatidalam memindahkan bagianpadat dari dekat kumparan arustadi.
MEGGER
Megger adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk mengetahui apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah antara fasa dengan fasa atau dengan nol(tanah). Dalam hal lain alat ukur ini juga dapat digunakan pada peralatan listrik seperti mesin listrik, alat rumah tangga dan sebagainya. Megger satuanya adalah mega ohm meter. Mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik merupakan hal yang penting untuk menentukan apakah peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan aman. Secara umum jika akan mengoperasikan peralatan tenaga listrik seperti generator, transformator dan motor, sebaiknya terlebih dahulu memeriksa tahanan isolasinya, tidak peduli apakah alat tersebut baru atau lama tidak dipakai. Isolasi yang dimaksud adalah isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bertegangan maupun dengan bagian yang tidak bertegangan seperti body / ground.
Megger adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk mengetahui apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah antara fasa dengan fasa atau dengan nol(tanah). Dalam hal lain alat ukur ini juga dapat digunakan pada peralatan listrik seperti mesin listrik, alat rumah tangga dan sebagainya. Megger satuanya adalah mega ohm meter. Mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik merupakan hal yang penting untuk menentukan apakah peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan aman. Secara umum jika akan mengoperasikan peralatan tenaga listrik seperti generator, transformator dan motor, sebaiknya terlebih dahulu memeriksa tahanan isolasinya, tidak peduli apakah alat tersebut baru atau lama tidak dipakai. Isolasi yang dimaksud adalah isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bertegangan maupun dengan bagian yang tidak bertegangan seperti body / ground.
Ketelitian hasil ukur dari Megger ditentukan oleh cukup tidaknya tegangan generator
/ baterai yang dipasang pada alat ukur tersebut. Dewasa ini telah banyak pula Megger yang
mengeluarkan tegangan tinggi, yang didapatkan dari baterai sebesar 8 – 12 volt
(megger dengan sistem elektronis). Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan
tinggi yang jauh lebih stabil dibandingkan megger dengan generator yang diputar
dengan tangan.
Jenis – jenis megger adalah sebagai berikut :
1. Megger
dengan engkol sbg pembangkit tegangan. Sumber tenaga pada megger jenis ini
berasal dari generator pembangkit tenaga listrik yang ada dalam alat ukur ini
dan untuk membangkitkannya poros megger harus diputar; dengan alat
penunjukannya jarum
2. Megger
dengan sumber tenaga dari baterai dan alat penunjukkanya berupa jarum juga.
FUNGSI
MEGGER
v untuk
memeriksa tahanan isolasi Generator atau Motor listrik, Megger digunakan untuk
mengukur tahanan isolasi dari alat² listrik atau instalasi² tenaga listrik
misalnya : kabel ,trafo , OCB, Jaring SUTM dll.
v untuk
mengukur kemungkinan terjadinya hubung singkat pada belitan antar phasa, antara
phasa dengan bodi dan antar belitan pada phasa yang sama.
Penggunaan
Megger
Megger
digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah maupun
tegangan rendah.
•
Untuk
instalasi tegangan menengah digunakan Megger dengan batas ukur Mega sampai Giga
Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah.
•
Untuk
instalasi tegangan rendah digunakan Megger dengan batas ukur sampai Mega Ohm
dan tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah.
Bagian –
Bagian Megger
Keterangan
gambar :
1. Socket out put + (positip)
2. Socket out put – (negatip)
3. Lampu indicator skala pengukuran
4. Lampu indicator skala pengukuran 2
5. Lampu indicator skala pengukuran 1
6. Selektor skala pengukuran
7. Selektor tegangan pengukuran
8. Switch / tombol “On” dan “Off”
9. Pengatur posisi awal jarum penunjuk
10. Pengatur posisi jarum “Zero Calibrasi” pada test hubung singkat
Cara Kerja
Hal-hal
yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan pengukuran adalah alat yang
diukur harus bebas tegangan AC / DC atau
tegangan induksi, karena tegangan
tersebut akan mempengaruhi hasil ukur.
Prosedur kerja Megger Merk Metriso 5000 adalah sebagai berikut :
1)
Check
batere apakah dalam kondisi baik.
2)
Mekanikal zero check pada kondisi megger off, jarum
penunjuk harus tepat berimpit dengan
garis skala. Bila tidak tepat, atur pointer zero (10) pada alat ukur.
3)
Lakukan
elektrikal zero check:
·
Pasang
kabel test pada megger terminal (1) dan (3), serta hubung singkatkan ujung yang
lain.
·
Letakkan
saklar pemilih (8) di posisi 500.
·
Letakkan
saklar pemilih skala (7) pada posisi skala 1.
·
On-kan
megger, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat keangka nol, bila tidak
tepat atur pointer (11). Bila dengan
pengaturan pointer tidak berhasil
(penunjukan tidak mencapai nol) periksa / ganti batere.
·
Off-kan
megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero.
4)
Pasang kabel
test ke peralatan yang diukur .
5)
Pilih
tegangan ukur melalui saklar (8) sesuai tegangan kerja alat yang diukur.
6)
On-kan
megger, baca tampilan pada skalanya
Bila
skala 1 hasil ukur menunjuk, pindahkan ke pemilih skala 2, bila hasilnya sama
pindahkan ke skala 3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan ( 0,5
– 1 menit) atau jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Kemudian catat hasil ukur dan kalikan dengan
factor kali alat ukur, bandingkan hasil ukur dengan standard tahanan isolasi. Harga terendah 1 MΩ / kV.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.pengertian
amperemeter.http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2105105-pengertian-amperemeter/
[15 November 2011]
Dicky_genx.2010.definisi
amperemeter.http://nationalinks.blogspot.com/2009/02/definisi-amperemeter.html
[15 November 2011]
Fani.2011. Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter Alat Ukur Listrik - Ilmu Fisika.http://catatanipa.blogspot.com/2011/04/fungsi-pengertian-amperemeter-voltmeter.html [15 November 2011]
Hasopa,yopi.2011.makalah macam-macam alat ukur listrik eksperimen fisika dasar II.http://yopihasopa.blog.upi.edu/2011/10/06/makalah-macam-macam-alat-ukur-listrik-eksperimen-fisika-dasar-ii/ [15 November 2011]
Anggrian,willie.2011.cara
memasang amperemeter dan
voltmeter.http://wizardh6lic.blogspot.com/2011/10/cara-membaca-amperemeter-dan-voltmeter.html
[15 November 2011]
Anonim.2011.alat
ukur listrik analog materi voltmeter dan
amperemeter.http://my-diaryzone.blogspot.com/2010/03/materi-voltmeter-dan-amperemeter.html
[15
November 2011]
Anonim.2007.fisika
3 SMP kelas
IX.http://books.google.co.id/books?id=iRjaMNNhJIsC&pg=PT42&lpg=PT42&dq=macam+amperemeter&source=bl&ots=ybQZT_-8vP&sig=pk9O7LbaDXdGJWOv3nrS-ivtO6Y&hl=id&ei=vHnDTv_UCYjUrQe_0snTCw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=8&ved=0CEgQ6AEwBw#v=onepage&q=macam%20amperemeter&f=false
[15
November 2011]
http://mbongen.blogspot.com/2009/03/alat-ukur.html
http://www.google.co.id/search?q=amperemeter+analog&btnG=Telusuri&tbm=isch&hl=id&source=hp&biw=&bih=&gbv=2
http://www.google.co.id/search?q=amperemeter+analog&hl=id&gbv=2&tbm=isch&ei=cHTDTqz4BYzEmQXliICuCw&start=20&sa=N
Hasopa,
Yopi. 2011. Macam-Macam Alat ukur Listrik.
http://yopihasopa.blog.upi.edu/2011/10/06/makalah-macam-macam-alat-ukur-listrik-eksperimen-fisika-dasar-ii/
http://melidapolban.blogspot.com/2006/07/wattmeter.html
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !